Suatu malam, seorang Ayah berjalan gontai
pulang ke rumah. Sepanjang hari, usahanya menjual
bakso tidak mendatangkan banyak pembeli. Diketuknya pintu
rumah. “Assalamualaikum” Sapa
suami.
“Waalaikumussalam, bagaimana, yah? Hari ini bawa
apa?” Sambut sang istri.
“Haahh, gak ada bun. Seharian jualan sepi
pembeli.”
“Loh, Ayah ini bagaimana toh? Seharian kerja masak tidak mendapat apa-apa. Tagihan listrik belum dibayar
loh, yah, SPP anak-anak juga masih nunggak. Yaudah malam ini tidur di depan
pintu! Jangan masuk!”
Bayangkan! Jika Anda sebagai suami, punya
istri seperti itu. Apa yang Anda rasakan? Kesal, marah, pasti. Seharian sudah bermandikan peluh,
banting tulang demi anak istri. Sampai di rumah? Ditendang begitu saja.
Sakitnya tuh di sini! Jika di kemudian hari, Sang Suami pulang tanpa hasil
lagi, yang ia pikirkan mungkin seperti ini “ Ah, untuk apa pulang, nanti juga
diusir lagi. Mending tak pulang sekalian!”
Wahai para istri, simaklah baik-baik hadits di bawah ini :
“Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya
dari kalangan bidadari berkata : ‘Jangan sakiti dia ! Celakalah kamu, karena
sesungguhnya dia hanya singgah di sisimu. Sebentar lagi dia akan meninggalkanmu
ke tempat kami.” ( Jami’ at-Tirmidzi, 1174)
Wahai para istri, masih adakah Anda yang seperti itu? Di manakah kalian dari firman Allah SWT :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (الروم : 21)
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar-Rum : 21)
Bukankah
dengan jelas Allah menjelaskan melalui
ayat ini, salah satu tugas istri terhadap suami adalah membuat suami tentram,
membuat hati suami tenang,. "لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا" Lihatlah. Kata yang dipakai dalam ayat tersebut. Kata "سكن" dalam bahasa Arab berarti berhenti bergerak. Bila hati suami
bergerak-gerak tak karuan, digoncang dengan berbagai permasalahan hidup, siapa
yang mendiamkan hatinya, istri. Ya, istrinya! istri penenang suami!
Beda situasinya jika saat itu Sang Istri
berkata “Yaudah, yah. Mungkin rezekinya besok, bukan hari ini. Masuk dulu yuk, yah. Bunda sudah masak
air untuk ayah mandi. Ayah pasti capek” Wah, siapa yang tidak senang punya
istri seperti itu. Ini nih, yang membuat
suami makin sayang!
Suami
jadi merasa betah di rumah. Rumah
adalah tempat berlabuh bagi suami, bila banyak masalah di luar sana, suami jadi
ingin cepat-cepat pulang, ingin segera bertemu istrinya, sang
penenang hati. Istri adalah obat dari semua kegalauan!
Suami istri
harus melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik agar bahtera rumah tangga
tidak dipenuhi dengan pertengkaran. Anda semua pasti juga sepakat, bila
pertengkaran suami istri akan berdampak juga terhadap perkembangan anak. Anak tidak
akan merasakan ketentraman di dalam rumah, ia akan hidup dalam ketegangan dan
ketakutan. Tak menutup kemungkinan, sikap cepat marah orang tua akan turun
kepada anak. Ingatlah, anak adalah peniru yang ulung.
0 komentar:
Posting Komentar